Pagi ini setelah semalam dalam tidur ngak tidur alias berpikir sambil tiduran dan akhirnya tidur beneran, maka aku pun mendapatkan suatu kesimpulan bahwa apa yang dikatakan oleh Mailuv adalah benar, Lantas apa yang dikatakannya?, ia berkata begini “Kalau kamu ingin disukai orang maka perbaikilah perilakumu, bukan hanya dari segi fikih”, aku tercengang, ternyata mungkin selama ini memang aku bersikap tak pantas padanya atau terlalu banyak ngomong.
Sebelumnya ia sempat mengirimkan sms yang berisi tentang hadist, bunyinya mengisyaratkan jangan terlalu banyak bicara karena itu bisa begini bisa begitu, itu mungkin daya tangkapnya, atau aku saja yang kurang memahami hadsit tersebut.
Dan semalam sebelum ia pulang, tak seperti biasanya ia pun berani buka mulut dan terlihat anggung berbicara padaku, wow…aku terkesan, nampaknya ia benar-benar sangat dewasa. sejujurnya aku makin terpesona. namun kutahan saja rasa kagum ini karena menurutnya aku tak mampu menerima kenyataan bahwa ia sesungguhnya tak menyukai diri ini. Baklah itu cukup pelajaran yang sangat berarti, mungkin saja ia memang benar,.
Aku pun bertanya padanya dan memintanya untuk mengoreksi setiap perilaku yang aku lakukan dan selama ini aku lakukan, namun lagi-lagi ia berkata “Lihat saja pada diri sendiri”. mmhhh…Melihat pada diri sendiri?, maksudnya mungkin merenungkan atau pikir sendiri apa yang baik dan tidak baik. Yahh…lagi-lagi mungkin ia ada benarnya, bukankah aku juga punya akal dan pikiran untuk berpikir. Lalu aku berkata “Ibarat pemain bola dan penonton, penonton itu lebih jeli dan jago berkomentar melihat pemain bola sedang bereaksi di lapangan, jadi tak salah kalau aku minta padanya untuk mengoreksi, karena di luar dari diriku pasti orang bisa memberikan masukan. Dan bagaimanapun sebagai manusia tentu saja tempatnya salah dan khilaf.
Dari semua itu aku terpaksa menyimpulkan sendiri, ada baiknya aku tak perlu banyak bicara, tetapi lebih banyak menulis dan menulis saja, itu cukup mewakili kegundahan ini, dan satu hal dalam hati ini bergumamg, “Mailuv, jika memang perilaku yang aku lakukan bahwa aku mencintaimu itu adalah tindakan yang tidak benar maka sebaiknya berikan solusi apa yang harus aku lakukan?, apa yang harus aku lakukan jika aku mencintaimu sedangkan engkau penuh keraguan?, atau ada cara lain untuk semua ini?”, dan lagi-lagi semua ini hanya menjadi tanda tanya.
Begitulah, cinta memang selalu bertanya. pada apa dan bagaimana ia meringsut begitu dalam hingga untuk mengaplikasikannya butuh perjuangan. Ya…aku rasa memang aku lebih baik diam saja, dan kurasa cukup semuanya, telah terucap begitu jelas bahwa aku hanya bisa mencintai.
Makassar di pagi hari, 04 Juni 2012,