Bendera Putih

Sepertinya bendera putih itu akan berkibar di tengah belantara perang hati, mungkinkah masih ada jalan lain?, atau biarlah mengikhlaskan dan membuka lembaran baru, meski semua tak sama, dan tak akan sama, meski pernah sama-sama mengukir cerita yang seru, konyol, berderu, sedih, dan sedikit misterius penuh tanda tanya. Dan aku pun sering bertanya pada waktu, pada detak-detak jam yang memburu, bagaikan buronan yang tak pernah menetap tempatnya berpijak.

Apakah miris hanya sebuah tanya pula?, atau pertanyaan yang kerap dilontarkan adalah hal yang menyakitkan?. tak ada yang bisa memprediksi bakal apa yang akan terukir di langit sana, walau demikian, pilihan itu tetap berseberangan, ada pada jalur kanan dan juga jalur kiri. Jika pun kalau ada jalur tengah mengapa tak ada ruang yang tersisa untuk para pencari cinta?, cinta yang sudah dibai’at amat sangat dalam. menghitung segala konsekuensinya meski hanya sebatas panjang kali lebar dan kali tinggi, yang akhirnya membentuk ruang ukur.

Bendera putih dulu dan kini selalu berkibar, polos tak ada warna, hanya debu-debu yang pernah menjadi usapan dosa, lalu terhitung bersama dosa-dosa yang tergores, tercoreng, dan tergerus. Putih itu tidak selamanya suci, malah adalah tempat berpijaknya noda-noda yang terlihat, Jika saja hitam tentu noda-noda itu menyatu dan tak terlihat.

Bendera putih, waktunya pulang pada tempat yang semestinya, diiringi raungan ambulance bercengkrama lalu mengabarkan “Heii…nambah lagi nih yang pulang”, lalu ada sekelumit tanya tentang cinta, apakah ia pernah mencintai lalu tak pernah lagi tahu darimana asal mula ia mencintai?.

Tuhanmu berujar, “Sini, cukup sudah cerita ini, sudah tercatat jelas”.

Tentang mailuvohmailuv

Blog khusus tentang Mailuv...oh...Mailuv..., nama tokoh yang sering disebut-sebut dalam buku "My Love is Bla...bla...bla...", semoga terhibur, and SADAMDA, salam damai dariku
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar